Sebuah cinta yang hangat di antara
dinginnya batinku. Aku berharap... Bisa melupakanmu barang satu detik saja...
Namun, wajahmu selalu saja merasuk dan bersemayam di fikiranku.
Duhai al akh... Aku tiba-tiba selalu
merindukanmu. Hingga... kau hadir dalam selimut mimpiku. Aku akui.. rasa ini
sungguh berbeda. Yang baru aku jumpai. Dan rasa itu berlabuh padamu. Aku jatuh
cinta padamu... Sebuah cinta yang merdu di tengah sumbanya hatiku. Di antara
hempasan angin, aku berharap akan dirimu...
Duhai al akh.. Aku akui... Aku... begitu
menyayangimu. Sebuah rasa sayang yang besar hingga tak mampu ku ukir dalam
untaian kata. Ada sebuah perasaan yang kini bernyanyi riang di jiwaku.
Bersenandung... tertawa dan tersenyum
dengan indah. Dan... taukah duhai al akh... kaulah yang mengisi hatiku,
menguasai jiwaku dan merenggut sukmaku. Di tengah sepinya air mataku kau hadir
bagaikan bunga indah yang mewangi dalam mimpi. Membantuku dan mewarnai
sanubariku.
Duhai al akh... entah mengapa aku
merindukanmu. Sangat merindukanmu...
Jika kau halal bagiku, ingin sekali
kumuliakan dirimu dalam cintaku. Jika kau berhak untukku, ingin kubawa kau
terbang bersama hempasan angin kasihku...
Namun... aku tak bisa berbuat banyak...
Aku malu... Aku takut... Pada Rabbku..
Pada Rabbmu...
Mungkin, hanya takdirlah yang akan
mempersatukan kita. Dan, entah kapan... takdir kan mempertautkan kita dalam
ikatan halal.
Atau... takdir tak akan pernah menyatukan
kita??? Aku tak pernah mengetahuinya...
Bahkan, aku pun tak pernah mengetahui isi
hatimu. Aku ingin... kaulah yang menjadi cintaku. Dan sejujurnya... engkaulah
cinta pertamaku.
Duhai al akh.... aku jatuh cinta padamu...
Sebuah cinta yang menyejukkan di antara
gersangnya gurun fikiranku. Buak kebaikanku hadir dan menemani hariku.
Aku... benar-benar mencintaimu.
Sebuah cinta... yang entah mengapa begitu
istimewa... aku selalu berharap... kau adalah takdirku.
Kini... aku tak bisa berbuat banyak...
Namun, hanya satu hal yang harus kau
ketahui... duhai al akh... bahwa, aku mencintaimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar